Senin, 26 Maret 2012

Ciri ciri sakit Ginjal Di liat dari kelopak mata

kejadian jantung dibandingkan pasien gangguan jantung terminal yang harus menjalani dialisis.

“Mereka yang menjalani hemodialisis di usia muda peluang hidupnya makin kecil. Ibaratnya seperti orang berusia 70 tahun,” imbuh Prof Djon.

Pasien penyakit ginjal kronis umumnya meninggal bukan karena harus menjalani cuci darah, jika sudah sampai stadium 5 atau tahap akhir, namun gangguan pada kardiovaskularlah yang acapkali menimbulkan kematian.

Dr. Dharmeizar menjelaskan saat seseorang mengalami kelainan ginjal, maka akan terjadi kelainan-kelainan yang bisa menyebabkan kerusakan di jantung, seperti anemia (kekurangan darah), toksin uremik, hiperkalemia (kadar kalium darah tinggi), malnutrisi, peradangan kronis, yang akhirnya menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan folat sehingga lama-lama menyebabkan kerusakan di jantung.

"Karena penyakit ginjal kronis nyaris tanpa gejala, kebanyakan pasien datang ke dokter saat sudah mengalami komplikasi atau keluhannya sudah muncul, misalnya muntah-muntah atau mengalami kelebihan cairan di paru-parunya yang membuatnya sesak napas, merasa mual, pucat dan bengkak-bengkak,” ujarnya.

Mengingat penyakit ginjal kronis minim gejala, hal yang bisa dilakukan untuk deteksi dini adalah dengan mengenali faktor risikonya.

“Teliti lagi, apakah dalam riwayat keluarga ada yang hipertensi, diabetes mellitus, jantung atau stroke. Jika ya, mulai usia 30 harus periksa kondisi fisiologis ke dokter umum. Lakukan pengukuran tensi darah, urin dan kadar gula darah dengan harga terjangkau,” saran dr. Dharmeizar.

Perhatikan tanda dan gejala yang muncul. Jika saat bangun tidur Anda mendapati bengkak pada kaki dan kelopak mata, harus dicurigai ada gangguan fungsi ginjal.

Dr Dharmeizar menjelaskan, penyakit ginjal kronis bisa dideteksi dengan tes urin sederhana untuk mengukur kadar protein dalam urin. Bila protein dalam urin (proteinuria) positif dan terjadi selama lebih dari 3 bulan maka orang tersebut bisa dikatakan mengalami penyakit ginjal kronis.

Ginjal sehat mengambil limbah keluar dari darah tetapi meninggalkan protein. Gangguan ginjal gagal untuk memisahkan protein darah yang disebut albumin dari limbah. Pada awalnya, hanya sejumlah kecil albumin dapat bocor ke dalam urin, dimana kondisi ini dikenal sebagai mikroalbuminuria, tanda gagal fungsi ginjal.

Seiring memburuknya fungsi ginjal, jumlah albumin dan protein lain dalam urin meningkat, yaitu kondisi yang disebut proteinuria. Penyakit ginjal kronis hadir ketika lebih dari 30 miligram albumin per gram kreatinin diekskresikan dalam urin, dengan atau tanpa eGFR menurun.

“Bila pada tes urin ditemukan kadar kreatinin positif maka orang tersebut sudah mengalami penyakit ginjal kronis tingkat lanjut,” kata dr Dharmeizar.

Kreatinin adalah produk limbah yang dibentuk oleh kerusakan sel-sel otot normal. Ginjal sehat mengambil kreatinin darah dan memasukkannya ke dalam urin untuk meninggalkan tubuh. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, kreatinin menumpuk dalam darah. Sebuah eGFR dengan nilai di bawah 60 mililiter per menit (mL/menit) menandakan seberapa kerusakan ginjal telah terjadi. Nilai tersebut berarti ginjal seseorang tidak bekerja pada kekuatan penuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar